DIKTAT Survival

A. Pengertian
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar. Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor mwngalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju, survival rimba (jungle survival) bagi yang mengalami musibah atau tersesat di rimba daratan atau pengunungan, survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun demikian, terdapat kesamaan tujuan yang mendasari berbagai tehnik survival tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan masyarakat umum. Oleh sebab itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini adalah bertahan hidup, mempertahankan hidup lengkap dengan segenap kemampuannya dan kemudian memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan masyarakat umum.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun dengan bagus kalimat-kalimat dalam bahasa inggris yang merangkai kata SURVIVAL. Kamlimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh seorang survivor, yaitu;
  • Size Up the Situation, pandailah dalam menilai situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul diperhatikan agar selamat.
  • Undue Haste Make Taste, jangan tergesa-gesa, biar lambat asal selamat. Setiap tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya. Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat kematian.
  • Remember Where You Are, Ingat dimana kamu berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
  • Vanquish fear and panic, Kuasai diri dari rasa takut dan panic yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
  • Improvise, Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi.
  • Value living, Hargailah kehidupan. Jangan siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh dari keinginan bunuh diri.
  • Act like the native, Sesuaikan diri dengan penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
  • Learn basic skill, Pelajari dasar-dasar pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.
Menurut jumlah orangnya survival ada dua macam yaitu survival individu dan survival kelompok. Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri, tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan setiap anggota kelompok. Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
  • Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan keselamatan menjadi milik bersama.
o Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota. Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
  • Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam kelompok.
B. Kebutuhan Seorang Survivor
Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah “PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati.
Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
  1. Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.
  2. Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivoak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
  3. Pengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.
  4. Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.
C. Langkah-Langkah dalam Survival
Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam melakukan survival antara lain ;
1. Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari kelompok sebagai ketua. Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan menentukan keputusan bila terjadi perselisihan.
2. Melakukan pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi lebih parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang bahkan dapat menyulitkan kita nantinya.
3. Melihat kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam pembagian tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena jika salah memberikan tugas pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat berakibat fatal.
4. Mengadakan orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan pemukinan penduduk, dan perkiraan jalan keluar.
5. Mengadakan penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia, jumlah anggota, perkiraan waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang harus diusahakan dari luar rencana penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan dibahas lebih lanjut.
6. Membuat rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional mungkin dan berdasarkan pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi saat itu.
7. Usahakan menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal yang berlebihan terlebih menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita lewati dan mencari perhatian dengan cara membuat asap, menjemur pakaian di tempat tinggi dan atau terbuka, memantulkan sinar matahari dengan cermin dan lain-lain.
8. Mencari pertolongan. Selalu dan selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah kode-kode dari darat ke udara yang dapat membantu tim penolong, khususnya yang mencari survivor lewat udara. Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup besar, menyolok, kontras dengan warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat yang mudah terlihat dari udara dan atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat dari benda atau bahan apa saja yang mudah diperoleh.
D. Memelihara Kondisi Tubuh
  1. Shelter/ Bivouk
Kondisi survival adalah keadaan yang tidak menentu, kondisi dimana survivor harus selalu siap dengan segala kemungkinan yang terjadi dengan fasilitas dan sarana sederhana yang ada disekitarnya. Pada keadaan ini, dimana belum dapat dipastikan kapan keluar dari situasi tersebut membuat bivoauk adalah pilihan yang tepat. Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari pengaruh alam seperti panas hujan, angin dan dingin.
Dalam membuat bivoauk harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi disekitarnya (IMPROVISASI). Hematlah tenaga dengan mencari bahan-bahan yang mudah kita dapatkan disekitar kita. Karena pekerjaan ini sangat menguras tenaga. Lakukanlah pekerjaan yang dirasa perlu dan penting, karena pemborosan tenaga akan mempercepat turunnya daya tahan tubuh. Bivoauck dapat dibuat dari bahan-bahan yang sengaja di bawa misalnya dome/tenda atau bahan-bahan yang tersedia di alam seperti dedaunan, ranting pohon, cekungan dan lain sebagainya. Prinsipnya adalah; CEPAT, AMAN dan NYAMAN.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tempat perlindungan antara lain ;
a. Untuk berapa lama, dengan merencanakan berapa lama berlindung disuatu tempat, penghematan tenaga dan kesadaran emosi akan selalu terjaga. Akan tetapi bila kita selalu berpindah tempat maka pilihan yang tepat adalah Flying Camp. Untuk perkemahan mengembara (flying camp) sebaiknya jangan menggunakan bahan dari alam. Selain pemborosan tenaga, kondisi alam yang kita hadapi tidak selalu menyediakan kebutuhan kita. Untuk itu kita membutuhkan tenda / bahan yang ringan, mudah dilipat, tidak banyak memakan tempat, dan mudah dibongkar pasang. Tenda yang memenuhi persyaratan tersebut adalah tenda dome.
b. Sendiri atau kelompok, sesuaikan ukuran dengan jumlah orang dan barang. Tidak terlalu sempit dan tidak terlalu luas, agar kehangatan tempat berlindung dan kenyamanannya tetap terjaga. Usahakan setiap anggota dapat tidur dalam posisi yang sempurna.
c. Pilih tempat yang sesuai, terlindung dari terpaan angin secara langsung, rata, jangan di tempat yang kemungkinan banjir, tidak di bawah pohon/ranting yang sudah mati/rapuh, bukan sarang dan jalur binatang. Gunakan bahan yang kuat dan usahakan sebaik mungkin karena akan turut menentukan dalam kenyamanan. Untuk waktu yang lama, dirikanlah bivoauk yang tidak terlalu jauh dari air agar mudah mendapatkan air. Tapi juga jangan terlalu dekat atau didaerah aliran air untuk menghindari bahaya banjir. Dirikan pada tempat yang terlindung dari terpaan angin dan jangan mendirikan pada daerah yang terbuka yang langsung diterpa angin. Dan yang terakhir pilihlah tempat yang rata dan kering.
d. Manfaatkan alat dan kondisi alam disekitar kita, misalnya tenda/dome, ransel, ponco, lubang besar dipohon, pohon tumbang, goa atau cekungan di lereng, dan lain-lain. Berdasarkan jenis bahannya bivouck dibedakan menjadi bivouck buatan dan bivouck alam. Bivouack buatan bivouack yang dibuat dari bahan-bahan yang dibawa maupun dari alam sedangkan bivouack alam adalah bivouack yang telah tersedia di alam misalnya cekungan, goa, pohon roboh dan lain-lain.
  1. Air
Air adalah komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Dalam tubuh kita mengandung air sebanyak 75%, yang berperan dalam mempertahankan suhu tubuh, fungsi ginjal, dan menghilangkan rasa haus. Dengan meminum 4 - 5 liter air manusia dapat bertahan hidup 2 - 3 minggu sedangkan tanpa air manusia dapat bertahan hidup hanya 2 - 5 hari saja walaupun kondisi tubuh tidak terluka. Dalam keadaan survival jangan menunggu kehabisan persedian air, baru memulai mencarinya. Hematlah selalu air yang ada dan segera mencari sumber air terdekat untuk memenuhi persedian air kita. Kalau kondisi airnya terbatas lakukanlah pembagian jatah untuk setiap orang.
Air dapat dikonsumsi dengan baik apabila tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Untuk mendapatkan sekedar air sebenarnya tidak terlalu sulit apalagi hutan hujan tropis. Yang jadi pertanyaan adalah apakah air tersebut layak untuk kita konsumsi atau tidak. Berdasarkan sumber air yang diperoleh, ada air yang langsung dapat diminum dan ada yang harus mengalami treatment terlebih dahulu (dimasak, disterilkan, dan lain-lain).
a. Sumber air yang dapat langsung diminum
Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.
Sumber yang kedua adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan proses respirasi tumbuhan untuk mendapatkan air. Caranya adalah selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat langsung menyerap air pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti kain.
Sumber yang ketiga adalah embun. Pada daerah yang memiliki iklim yang sangat ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak. Untuk mendapatkan air kita dapat menggunakan kain, busa, ponco, plastik dan lain-lain.
Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan yang ada di hutan. Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang menetes dari batang tersebut dapat ditampung atau langsung diteteskan ke mulut.
Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari kantung semar sebaiknya dimask dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati dan berbau.
Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian ditampung kedalam suatu tempat. Caranya adalah galilah tanah dengan kedalaman tertentu kemudian gelarkan plastik diatas lubang tersebut kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik penutup lubang hingga plastik agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya telah diletakkan suatu wadah tepat dibagian tengah pemberat hingga nantinya air akan menetes di wadah tersebut.
b. Sumber air yang tidak dapat langsung diminum
Air yang menggenang. Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan darurat air seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman untuk memanfaatkan air itu adalah dengan melakukan penyaringan.
Air hasil galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus mengalami proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah ukur jarak sekitar 5 - 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan cara membuat lubang kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak mengandung garam. Sebagai catatan air yang segar akan terletak diatas air yang asin dalam lubang galian tersebut. Air yang didapat dengan cara ini walaupun agak payau akan tetapi aman untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau maka dapat dilakukan penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan penyaringan.
c. Cara penyaringan air
Pertama penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis. Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.
Kedua. Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian dasar dilapisi dengan kerikil dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan kering dan rumput kering sebagai penyaringnya. Perlu diingat juga bahwa cara membersihkan air dapat dilakukan dengan mengendapkan selama 24 jam. Untuk menjaga kebersihannya maka sebaiknya tempat pengendapan ditutup rapat.
“INGAT! APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan. Jangan langsung minum sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum sekaligus banyak hanya akan membuat muntah seseorang yang sedang kekurangan cairan (dehydrasi) sehingga akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”

d. Tanda dari hewan ke sumber air
Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari, bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber air.
Burung pemakan buah tidak akan jauh dari sumber air. Binatang ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda akan menuju air. Setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat. Pastikanlah lintasan terbang burung ini maka kemungkinan besar akan bertemu sumber air.
Serangga sebagai tanda yang baik terutama lebah. Mereka bisa terbang sekitar 6,5 Km dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap mencari air. Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut yang berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap di sana. Seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.
3. Api
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll.
Dalam membuat api perlu diketahui 3 syarat yaitu udara, bahan bakar dan sumber panas. Satu syarat diatas tidak terpenuhi maka tidak akan terjadi pembakaran. Pilih tempat dekat shelter yang kering, terlindung dari angin dan dibersihkan dahulu dari serasah atau bahan lain yang mudah terbakar disekitarnya untuk mencegah kebakaran.
Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan sebagai berikut;
a. Tinder (penyala), material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.
b. Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
c. Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di Indonesia cara efisien dan efiktif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Cara-cara yang dapat dilakukan diantaranya;
a. Menggunakan lensa / kaca pembesar / lup
b. Mengesekan kayu/bambu dengan kayu/bambu (keduanya harus kering)
c. mengesekkan pisau dengan batu dan atau batu dengan batu.
Tapi ingat, ketiga cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab (Indonesia). Oleh karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan.
Setelah dapat membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya; mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.
Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut diantaranya;
a. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
b. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan kedalam lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
c. Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
d. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.
Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini tergantung pada kreatifitas dari survivor.
ZOOLOGI
Tidak semua hewan dapat kita makan. Hal ini karena beberapa hewan dapat menimbulkan bahaya bagi manusia. Sebab-sebab hewan berbahaya tersebut karena;
- Mengandung bisa / racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini, akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari dan lain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
Satwa sebagai Sumber makanan:
  • Molusca, contohnya siput dan kerang.
  • Annelida, contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)dan lintah (Hirudinaria sp).
  • Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
  • Crustacea, contohnya udang dan kepiting
  • Pisces, semua ikan dapat dimakan.
  • Amphibia, contohnya katak Rana sp
  • Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
  • Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
  • Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;
  • Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan seperti gambar……..
  • Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
  • Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
  • Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
  • Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
  • Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat khewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran khewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap.
Aturan dalam membuat perangkap:
1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda pernah berada di sana.
2. hilangka segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat lebih alami.
4. buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk hidupnya. Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.
Trap Menggantung (Hanging Snare)
Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a) Kelenturan dahan pohon.
b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.
Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.
Trap Tali Sederhana
Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.
Trap Lubang Penjerat
Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari :
a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.
c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.
Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :
a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.
c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.
Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa
Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :
a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b) Kayu pohon yang saling menopang.
c) Umpan.
d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.
Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.
Membaca Jejak
Ada beberapa jenis jejak yang dapat diidentifikasi, yaitu jejak buatan, maksudnya adalah jejak yang dibuat oleh manusia dan jejak alami yaitu tanda jejak sebagai tanda keadaan lingkungan.
Jejak alami biasanya menyatakan tentang jenis binatang yang lewat dan ada disekitar, arah gerak binatang, besar kecilnya binatang, cepat lambatnya gerak binatang. Untuk membaca jejak alami [binatang] dapat diketahui dari telapak yang ditinggalkan, kotoran yang tersisa, pohon atau ranting yang patah, lumpur atau tanah yang tercecer di atas rumput.
BOTANI
Yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
  • Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
  • Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
  • Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh : Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.
Cara menguji makanan yang belum dikenal :
a. Periksa secara teliti. PAstikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/berlumpur atau dimakan cacing. Bebrapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya zat kimia
b. Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti almond yang pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang.
c. Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika ada iritasi, buang.
d. Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah berikut :
Ü letakkan sedikit sample tanaman pada bibir
Ü letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut
Ü letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah
Ü letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah
Ü kunyah sedikit sample
Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas. Jika ada iritasi/ketidaknyamannan, BUANG !
e. Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam ini, jangan makan atau minum makanan yang lain.
Tumbuhan yang dapat dimakan
Bagian yang dapat dimakan yang dapat meberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi akar atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Bagian tumbuhan yang masih muda
b. Tumbuhan yang tidak mengandung getah
c. Tumbuhan yang tidak berbulu
d. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
e. Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia
Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan memakan tumbuhan
a. Makan tumbuhan yang sudah dikenal
b. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan
c. Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena menngandung racun alkaloid
d. Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya.Bila tidak terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman.
e. Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Contoh tumbuhan yang dapat di makan :
a. Umbi di dalam tanah : talas, kentang, bengkoang, paku tanah
b. Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia
c. Buah : kelapa, arbei, konyal, buah rotan
d. Biji : padi, jagung, rumput teki
e. Bunga : turi, pisang
f. Daun : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis
Tumbuhan obat
Dapat dikelompokkan menjadi dua:
1. Dimakan atau di minum
contoh :
a. Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan, kampung. Batangnya di rebus, rasanya pahit. Kegunaan : untuk anti demam, malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
b. Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan. Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
c. Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada padang rumput yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut.
2. Tumbuhan obat luar untuk luka
  1. Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian yang bengkak, biarkan 24 jam, bersihkandengan minyak kelapa kemudian air hangat.
  2. Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu.
  3. Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.
Tumbuhan berguna lainnya
1. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan), tumbuhan merambat, kantong semar, kaktus, batang pisang, dll.
2. Tumbuhan pembuat atap/pelindung : daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll.
3. Tumbuhan pengusir ular dan serangga lainnya : lemo.
4. Indikator air bersih : tespong, selada air.
Tumbuhan beracun
1. Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan
2. Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan
3. Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal
4. Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal
5. Kecubung
6. Rarawean dapat menyebabkan gatal dan pedih
7. Daun fulus menyebabkan gatal dan panas
8. Si cantik beracun (Poisson Ivy) menyebabkan gatal-gatal
Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit membedakan yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air.
Pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan :
1. tidak berwarna mencolok
2. tidak bercahaya
3. tidak memiliki gelang pada tangkainya
4. tidak berbau
5. tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak
Pedoman seperti itu sebenarnya kadang sangat berbahaya. Banyak jamur yang memiliki ciri-ciri diatas justru mengandung racun. Contoh: Amanita Phalloder, Amanita Verna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki racun mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam kemudian akan menemui ajal.
SURVIVAL KITS
Survival kits adalah perlengkapan untuk survival yang harus dibawa dalam perjalanan sebagai alat berjaga-jaga bila terjadi keadaan darurat atau juga dapat digunakan selama perjalanan.
Beberapa contoh survival kits adalah :
  • Mata pancing /kait
  • Pisau / sangkur / vitrorinoc
  • Tali kecil
  • Senter
  • Cermin suryakanta, cermin kecil
  • Peluit
  • Korek api yang disimpan dalam tempat kedap air [tube roll film]
  • Tablet garam, norit
  • Obat-obatan pribadi
  • Jarum + benang + peniti
  • Ponco / jas hujan / rain coat
  • Lain-lain
SUMBER : http://dolphinerz.blog.friendster.com/2008/10/diktat-survival/

Post a Comment

0 Comments